pict from tumblr
satu kalimat pendek yang tak pernah hilang dalam setiap sujud terakhirku;
"semoga Kau tak melarangku untuk menemukannya lagi."
enam hari, akhirnya kutuliskan lagi surat untukmu yang tak pernah tahu kapan kau membacanya sebab jemarimu gemar kau simpul dengan sebatang rokok. sementara bibirmu terlalu riuh dengan segelas kopi yang berisi malam-malam paling getir.
kau selalu bilang lelah dan berakhir diam di atas bantal biru yang haru. barangkali kau lelah memeluk usia pada setiap episode yang selalu gagal kau jadikan drama sungguhan. atau kau lelah pada setiap hati perempuan yang kau jadikan patah? sudahlah, tuan, lalu katakan padaku! bagaimana memeluk detak jantung yang tak pernah jadi milikmu? adakah kita diharuskan untuk menelan hari yang terlalu dini?
aku memang perempuan yang tak punya ruang di hatimu. namun aku mampu merentangkan pelukan untuk segala lelah di dadamu.
_____
bogor, dini hari. agustus, 2014
