surat ke-3

(kediri, januari 2014)

barangkali kau bertanya-tanya mengapa aku menulis surat untukmu lagi. surat terakhirku seminggu yang lalu hanyalah berisi kesedihan. aku hanya ingin memberitahumu bahwa aku bahagia bisa mengunjungimu. aku tak pernah benar-benar melepaskanmu, anggap saja ini adalah usahaku mempertahankanmu semampuku.

perjalanan ke kotamu terasa sangat panjang. aku harus menempuh perjalanan sejam lebih dua puluh menit disertai perasaan gelisah. malam hari, sebelum berangkat aku merasa cemas dengan segala kemungkinan yang akan terjadi. misalnya, apakah aku siap bertemu denganmu atau yang lebih buruk kau tidak akan menemuiku.

kukira pantas bagiku untuk bertemu denganmu setelah banyak air mata yang tumpah. aku sangat bahagia, sebahagia saat pertama kali aku menginjakkan kaki ketika turun dari pesawat pagi ini.

dudul.