(kediri, februari 2014)
aku menunggu untuk sebuah hari di mana kita bertemu lagi.
mungkin Tuhan mempertemukan kita di sini semata-mata untuk memberiku jawaban atas pertanyaan perasaan seperti apa yang kupunya untukmu. kupikir, bahwa kita hanyalah kesementaraan. barangkali, aku bertemu kau di sini agar aku bisa belajar bagaimana cara melepaskan, mengikhlaskan, dan mengajarkanku kesabaran.
kupikir aku harus rela meski mungkin aku tak akan bisa. aku tidak yakin dengan keputusanku sendiri sebab saat ini aku semakin menginginkanmu. aku benci diabaikan olehmu. maafkan aku, maaf dengan semua kekacauan yang telah aku buat di hidupmu. aku salah mengeja hatimu, aku tak menemukan namaku di sana.
tapi kau tahu, aku tak pernah benar-benar pergi. aku hanya memberimu waktu untuk menemukan apa yang kau cari. jika kau tidak menemukannya pulanglah untukku. semoga aku akan selalu menjadi tempat pulangmu. pulanglah saat kau merasa dunia tak tertawa denganmu lagi, aku berjanji akan menemanimu tertawa, memeluk tubuhmu hingga kau merasa lebih baik, memberikan segala perasaan yang selalu kau abaikan, membuatkan kopi kesukaanmu di pagi hari, dan akan berada di sampingmu saat kau kembali memejamkan mata. hal-hal kecil seperti itu, terasa sangat ingin kulakukan untukmu.
dudul.