surat ke-6 (untuk mom)

(kediri, februari 2014)

bagaimana kabarmu mom? apakah kau sehat? ngomong-ngomong aku merindukan pelukanmu. selama hidupku, ini suratku yang pertama untukmu bukan? di suratku ini aku hanya ingin menceritakan sedikit tentang perasaanku. karena saat berbicara di telepon denganmu aku tidak akan pernah bisa menceritakannya. mom, kau jangan marah dan cemburu karena ada seorang lagi yang aku rindukan selain dirimu. ah, aku yakin kau penasaran ingin mengetahuinya. baiklah, dia seorang lelaki hebat yang pernah kukenal. tapi mom, aku tidak yakin apakah dia juga merindukanku. hanya saja, kupikir, aku jatuh cinta padanya. selain dirimu dan dad tentu saja, dia adalah lelaki yang membuatku rela melakukan apa saja. dan selain pelukanmu, dia juga mempunyai pelukan yang menenangkan dan membuatku nyaman. ini pertama kalinya aku mengatakan padamu bahwa aku mencintai seseorang kan mom. maka dari itu, aku berharap dia juga membaca suratku ini. agar dia tahu, bahwa aku mencintainya seperti aku mencintaimu mom.

dia yang membuat jantungku berdegup lebih kencang dari biasanya. dia yang membuatku berani mengambil keputusan bepisah lebih jauh darimu. karena dengan berada di sampingnya aku merasa aman. tapi mom dia kadang membuat hariku menjadi sedih. aku kadang menangis untuknya. tapi dia tidak jahat, dia laki-laki baik mom. hmm, satu lagi, sayangnya dia tidak menyukai perempuan yang puitis. sedangkan aku  menyukai menulis puisi, dan hampir seluruh puisiku kutulis untuknya. ah, mom apakah aku salah mencintainya? apakah aku masih belum cukup umur untuk mencintai seseorang?

kau tahu, malam ini perasaanku sedikit tidak enak. maafkan aku karena jika kau bertanya kabarku di telepon aku mengatakan baik-baik saja, padahal tidak. aku merindukannya hingga dadaku sesak. apakah aku terlihat bodoh? saat aku merindukanmu, aku bisa meneleponmu dan mendengar suaramu berjam-jam lamanya, atau aku bisa pulang ke pelukanmu dan rinduku selesai. tapi rindu untuknya tak akan pernah selesai mom, saat ini aku bahkan tidak bisa mendengar suaranya lagi. apa sebaiknya aku menyerah saja?

dari semua yang kukatakan di suratku ini, aku berharap kau akan menyukai laki-laki yang aku cintai ini. tapi mom, dia bukan laki-laki favoritmu yang selalu kau harapkan menjadi teman hidupku kelak. di tubuhnya ada beberapa bekas luka dari masa lalu. dia pecandu rokok. tapi dia laki-laki yang cerdas. dia laki-laki penuh pertimbagan dan penikmat kopi seperti laki-laki yang menemani hidupmu hingga hari ini. dia sangat sederhana, bukankah kau menyukai kesederhanaan mom? Aku pernah bertemu ibu dan ayahnya sekali, mereka baik. keluarganya terasa begitu hangat. aku merasa nyaman berada di sana. hanya saja waktu tak berpihak pada kami untuk saling memiliki. makanya, dia diam dan pergi. tapi dia laki-laki baik mom. aku yakin dia mempunyai alasan yang tidak bisa dikatakan.

banyak yang bisa membuatku bahagia, tetap bertemu orang seperti dia hanya sekali. Apakah aku salah memiliki perasaan ini, mom?

anakmu yang sedang mencintai lelaki keras kepala.