(kediri, februari 2014)
hey, bagaimana keadaanmu? apakah semua baik-baik saja? apakah kau kekurangan sesuatu di sana? lama tidak mendengar kabarmu dan tiba-tiba malam ini kau mengirim pesan untukku. sekedar menyapa. ngomong-ngomong apa kabar dengan hatimu? masih terluka oleh perempuan itu? kuharap kau segera melupakannya dan mencari yang lebih baik. asalkan bukan perempuan seperti aku yang kau cari :D
hey, bagaimana keadaanmu? apakah semua baik-baik saja? apakah kau kekurangan sesuatu di sana? lama tidak mendengar kabarmu dan tiba-tiba malam ini kau mengirim pesan untukku. sekedar menyapa. ngomong-ngomong apa kabar dengan hatimu? masih terluka oleh perempuan itu? kuharap kau segera melupakannya dan mencari yang lebih baik. asalkan bukan perempuan seperti aku yang kau cari :D
"mana kado ulang tahun untukku?” kau tiba-tiba bertanya. ah, maaf aku tak tahu kau berulang tahun. dan sebenarnya kalau pun aku tahu kau berulang tahun, aku tidak bisa memberimu apa-apa selain doa yang baik-baik.
tapi apakah kau tahu? sudah lama aku ingin berterima kasih lantaran telah memberiku seorang liyana. dia begitu banyak menginspirasi untukku. satu yang pasti liyanaku tak akan membuat hatimu terluka. aku hanya cemburu, perempuan itu lebih cantik dari liyanaku. apakah pernyataanku ini membuatmu tertawa? baiklah, aku hanya bercanda.
aku berjanji akan menulis surat untukmu, sebagai pengganti kado ulang tahunmu. maka setelah percakapan kita usai, aku menyalakan komputerku lalu mengetik ini. meskipun kau tak mengerti dengan apa yang aku tulis, tapi kau mengatakan akan berusaha semampumu untuk mengerti bahasaku. aku suka hubungan kita yang seperti ini, terasa sangat lucu dan menyenangkan. semoga kita tak akan pernah lupa untuk saling menyapa, meski jarak kita terlampau (sangat) jauh.
“sepertinya aku mulai jatuh cinta padamu." Kalimat itu tiba-tiba membuatku tersenyum lebar malam ini. terdengar indah, meski perasaanku tidak mengatakan hal yang sama.
terima kasih. tapi apakah kau ingat apa yang pernah kukatakan? jangan jatuh cinta padaku. Waktu itu aku mengatakannya disela percakapan kita. aku menyukaimu, sungguh. tapi ketahuilah, aku sedang tak baik saat ini. terlebih aku sedikit buruk untukmu, selain itu bukankah kita belum pernah bertemu sekalipun?
“jika aku mempunyai kesempatan untuk mencintaimu lebih dari ini, aku akan menggunakan kesempatan itu sebaik yang kubisa.” katamu lagi. maka aku percaya karena sejauh ini kau lelaki yang baik. hanya saja aku begitu haru membaca kalimat itu lantaran aru kali ini seseorang mengatakan itu padaku, sungguh.
tapi saat ini biarkan aku menjadi temanmu yang paling baik, menjadi pendengar keluh kesahmu terhadap dunia yang kadang membuatmu terluka. atau biarkan aku selalu menjadi orang pertama yang mendengar kabar baikmu.
terakhir, aku ingin menulis beberapa kalimat, anggaplah sebagai doaku untukmu, semoga sepanjang tahun yang akan terus berulang, kebahagiaanmu akan semakin berlimpah. jadilah lelaki dewasa yang selalu mengerti bahwa setiap hati selalu mempunyai tempat yang dituju, itu disebut rumah dan jadilah rumah untuk orang yang kau cintai.
liyana.