(kediri, februari 2014)
aku tahu bagaimana rasanya ditinggalkan begitu saja. nyaris kehilangan akal, mungkin. kau tak pernah memberi penjelasan. pergi begitu saja. aku mengerti bahwa hidup adalah tentang datang dan pergi. seperti kau sebentar datang, kemudian pergi semau-maumu saja. andai saja aku bisa membaca pikiranmu. bicaralah. ajak aku bicara sesekali perihal perasaanmu.
aku tahu bagaimana rasanya ditinggalkan begitu saja. nyaris kehilangan akal, mungkin. kau tak pernah memberi penjelasan. pergi begitu saja. aku mengerti bahwa hidup adalah tentang datang dan pergi. seperti kau sebentar datang, kemudian pergi semau-maumu saja. andai saja aku bisa membaca pikiranmu. bicaralah. ajak aku bicara sesekali perihal perasaanmu.
setiap kali kau pergi, aku berusaha mengerti bahwa kau butuh waktu untuk mengerti dirimu sendiri. aku selalu menunggu. namun jika kau tak kembali, tak apa-apa. barangkali kau telah menemukan apa yang membuatmu nyaman di luar sana. seperti yang selalu kukatakan, berbahagialah.
darimu aku belajar bersembunyi. aku selalu berusaha menyembuyikan sakit rapat-rapat, tapi sakit terkadang meronta mencari tempat mengadu. meski sudah kuikhlaskan, tapi tetap saja sakit tak kenal tempat dan waktu, dia seperti memaki. terasa seperti gurita yang melilitkan tentakelnya ke jiwaku. sakit dan sesak. maka aku setuju jika ada yang mengatakan bahwa cinta satu paket dengan kesakitan.
sejak awal kita memang hanyalah dua orang asing yang dipertemukan Tuhan. lalu aku merasa nyaman, barangkali tak sengaja jatuh cinta padamu, kemudian takut kehilangan. tapi Tuhan, membuatku kehilanganmu. Tuhan, tidak jahat. dia mencintaiku dan mencintaimu lebih dari aku. barangkali sudah saatnya kita memilih jalan yang berbeda, yang akhirnya membuat kita kembali menjadi dua orang asing yang hanya bisa menyimpan perasaan masing-masing.
Tuhan tak pernah salah menentukan hidup seseorang, dia selalu mempunyai rencana yang baik di balik kesakitan dan segala hal yang terjadi. maka, saat aku ditinggalkan olehmu, aku lebih sering mengadu pada-Nya, aku bersujud di hadapan-Nya. berharap aku diberikan keikhlasan yang lebih, kesabaran tiada batas, dan juga menyebut namamu dalam doaku, meminta pada-Nya agar hidupmu selalu baik.
suatu hari, aku ingin membuka lenganku lebar-lebar. tanpa kau lagi, tanpa sakit yang kurasa lagi, tanpa sesak yang mengunci perasaan, melewati malam tanpa bermimpi tentangmu lagi, dan menggenapkan hari dengan tertawa lepas tanpa ada kau di kepalaku. bukankah itu melegakan?
dudul.