surat ke-19 (untuk andi)

(makassar, april 2014)
untuk, Andi. lelaki yang pernah menjadi segalanya. sesibuk apapun kau, sempatkanlah membaca ini. maafkan aku. maaf, beribu maaf. aku tidak pernah mengira kita akan begini. setelah pergi darimu atau lebih tepatnya aku melepaskan diri, seperti yang kukira, mereka mengatakan aku bodoh. aku mengerti apa yang ada dipikiran mereka saat mengatakan itu. tapi apakah mereka mengerti bagaimana rasanya menjadi aku, yang merasa bahwa kau dan aku tak bisa lagi menjadi "kita" ?

ini sudah beberapa minggu sejak kau mengatakan bahwa akan menungguku, dan sampai hari ini hatiku masih belum bisa kembali padamu. maafkan aku. demi semua yang pernah kita lalui bersama, kumohon jangan menungguku lagi. demi kau yang pernah menjadi bagian dari segalanya dalam hidupku, kumohon lepaskan aku.

kau tahu, malam ini aku menangis untuk "kita" sejak memutuskan pergi darimu baru sekarang aku menangis. bukan karena tidak merelakan semuanya. namun hatiku baru menyadari tak ada lagi kau. apakah aku memang bodoh? kurasa memang benar sebab bagaimana bisa aku pergi dari lelaki yang mungkin telah memberikan segalanya untukku?

untukmu, izinkan aku menuliskan beberapa kesalahan yang tak pernah bisa kukatakan di hadapanmu, yang mungkin akan kau dapatkan alasan sebenarnya kenapa aku memutuskan untuk pergi;
1. maaf atas kepergianku yang tak pernah kaukira sebelumnya.
2. maaf beberapa bulan belakangan aku kadang tak jujur padamu.
3. maaf untuk kesalahanku yang terlalu banyak selama tiga tahun menjadi "kita".
4. maaf untuk ketidaksempurnaanku yang pernah ada di hidupmu.
5. maaf karena aku mengizinkan lelaki lain hadir di antara kita.
6. maaf aku menyakitimu.
7. maaf aku gagal mempertahankan "kita"
8. maaf untuk semua permintaan maafku.
9. maaf.
10. maaf.

bagaimana? apakah hatimu sakit membaca ini? apakah kau cemburu? jika iya, jangan berlama-lama dengan rasa itu. mereka bilang kau berharga, iya, kau terlalu berharga untuk perempuan sepertiku. apakah kau ingin mengetahui siapa lelaki itu? apakah kau sudah membenciku? apakah aku terlihat egois di surat ini? aku memang tidak baik untukmu. ampuni aku.

ketahuilah, entah kau ataupun dia saat ini tak ada lagi. dia pergi dariku dan aku juga pergi darimu. bukankah seharusnya seperti itu? saat ini hatiku begitu sakit. kau masih ingat yang kukatakan waktu itu, bahwa aku lelah. iya. aku lelah. semua terasa menyesakkan. dan kau juga masih ingat pernah mengatakan ini, bahwa:

"perempuan yang tak setia akan sakit hati." kau tahu, kurasa saat ini itu terasa seperti kutukan untukku dan sedang berlangsung.

tak perlu kukatakan mengapa dia pergi. bukan karena mengetahui bahwa ada kau, dia tahu, sejak awal dia mengetahui kau telah ada. tapi dia ataupun aku seolah tak peduli. ampuni aku, dan maafkanlah dia. aku tahu saat ini kau marah padaku. namun bukankah seharusnya kita saling jujur. aku hanya ingin jujur pada diriku sendiri dan jujur padamu, bahwa aku pergi karena tak sanggup menyakitimu lebih dari ini. tak perlu juga kutuliskan di sini bagaimana perasaanku untuk lelaki itu. hanya saja, dia telah megubahku menjadi lebih baik. itu saja. namun, bukan berarti kau buruk bagiku, kau lelaki hebat. hanya saja cara kita mencintai seseorang berbeda kan? apakah kau setuju ? tak perlu juga kutuliskan bagaimana hebatnya kau untukku, aku hanya ingin menulis daftar yang membuatku merasa betapa bersyukurnya aku pernah memilikimu;
1. terima kasih sudah jatuh cinta padaku.
2. terima kasih telah menciptakan debar di dadaku tiga tahun lalu.
3. terima kasih selalu membuatku tertawa.
4. terima kasih selalu menemaniku memandangi matahari terbenam,
    meski kau kadang bosan.
5. terima kasih pernah aku cintai.
6. terima kasih untuk semua pelukanmu.
7. terima kasih untuk segala kenangan yang manis.
8. terima kasih sudah menungguku.
9. terima kasih sudah memberikan waktumu yang begitu panjang.
10. terima kasih sudah membuatku merasa dibutuhkan.
11. terima kasih sudah membuatku merasa istimewa.
12. terima kasih untuk kesempatan mencintaimu.
13. terima kasih untuk semua pengorbanan yang kau lakukan.
14. terima kasih telah bertemu Ibumu.
15. terima kasih untuk semua pemberianmu.
16. terima kasih telah memberiku semangat dan kau percaya aku bisa, untuk
      semua yang kulakukan.
17. terima kasih untuk hari-hari yang menyenangkan.
18. terima kasih untuk kasabaranmu menghadapiku.
19. terima kasih untuk segala yang tak mudah kulupakan.
20. terima kasih untuk tetap ada.

aku tidak tahu, apakah setelah membaca semuanya kau masih mau menerima teleponku. namun aku selalu berharap kau tetap sama. meski mungkin kesalahanku berat untuk kau maafkan, aku mengerti. tetaplah menjadi seseorang yang selalu menyediakan bahu untukku. kelak aku pasti akan sangat membutuhkannya. dan kau, jika kau merasa membutuhkan seseorang, misal seorang teman bicara, ajaklah aku berbicara. setidaknya menjadi orang pertama yang kau beri kabar jika hal menyenangkan telah terjadi di hidupmu.meski kita bukan lagi apa-apa.

jika kau telah menemukan perempuan lain, pastikan bahwa dia jauh lebih baik dariku. apapun yang kau lakukan aku selalu merapalkan do'a terbaikku untukmu. untuk hidupmu.

dan, jika tiba waktunya nanti, aku akan mengunjungimu. atau jika kau sedang libur, pulanglah, walau sebentar sebab aku rindu. hiduplah dengan baik. aku yakin, bahkan tanpa aku, kau akan baik-baik saja. aku menyayangimu!

ah, aku benci perpisahan.

nila.