meskipun akhirnya aku di lengan yang lain


perlahan, akan banyak yang dirapikan pagi; perihal lipatan kenangan yang akan disembunyikan dalam-dalam pada sebuah lemari cokelat berdaun pintu pekat. dan tentu saja, telah hadir senyuman seorang lelaki yang berjanji akan menjaga hati, lantas berulang kali mencoba meredakan luka. dengan segala rasa aku pun berjanji akan mencintainya, menenggelamkan diri pada pelukan samudera yang tak mengenal dasar.

barangkali, aku tak lagi memahami bagaimana cara melupa dan maafkan aku, jika kerap menghadirkan nada-nada yang tak kau suka; ketika isi kepalaku hanya mengharapkan pelukanmu yang sesungguhnya. bahwa tak seharusnya air mata kerap hadir di antara tetesan hujan, yang dengan senang hati meluluhkan kaki yang sedang mencari bahagia sendiri. sebab seharusnya kakiku lebih lincah melangkah ke satu tujuan dan ketahuilah, tak hanya sekali aku merapal doa untuk bahagiamu saja.

ketika kutahu kau baik-baik saja, di saat yang sama degup jantungku buncah mengirimkan tawa tepat di pundakmu. dan aku akhirnya percaya, bahwa doa-doaku telah menemukan jawaban yang tak pernah salah arah, meskipun kerap menelan getirnya pengabaian.

berjanjilah bahwa selamanya kau akan baik-baik saja,

menghadirkan bahagia yang entah dengan siapa, meskipun pernah aku begitu menginginkan diriku dipeluk bahagia bersamamu.

kelak, pada pagi yang basah oleh rintik rintih hujan, barangkali aku masih sama. akan selalu dan selalu dipasung oleh rasa bahwa keresahan di dada tak akan mudah menyulam senyum di wajah. namun untuknya; seorang lelaki yang dengan ikhlas menjatuhkan diri mencintaiku, bukankah seharusnya aku mengeratkan pelukan dan genggaman tanganku dengannya? aku akan sangat mencintainya serupa aku mencintaimu saat ini.

dan percayalah, bahwa untukmu, aku akan mengabadikan doa di kedua lenganku. meskipun akhirnya aku di lengan yang lain.




- P.S. i love you -