surat ke-115

(makassar, oktober 2020)

di kepala saya saat ini terasa banyak hal yang seolah meluap. beberapa hari pada masa-masa diam, saya banyak berpikir tentang banyak hal. harapan, keinginan mendalam, kekecewaan, sedih, beberapa hal yang telah berlalu, perasaan ingin memiliki, ibu, bapak, kamu, dan siapa saya. sungguh saya memikirkan semua itu.

di saat yang sama, saya juga mencoba untuk menjauh darimu sembari memikirkan sekaligus mengenali keinginan terdalam saya. maka sebuah pertanyaan, apakah saya benar-benar membutuhkanmu atau hanya sekadar keinginan yang disertai keegoisan? apa yang benar-benar saya butuhkan untuk hidup saat ini dan di masa depan? apakah saat ini saya bahagia? apakah kamu pantas untuk kuperjuangkan? apakah kita memiliki perasaan yang sama? atau hanya saya? kenapa saya seolah merasa kosong? padahal saya telah dikelilingi oleh mereka yang mencintai saya.

sejujurnya, akhir-akhir ini, saya berpikir tentang bagaimana bisa pada akhirnya saya membiarkan kamu masuk ke hidup saya lagi dan menyusuri setiap jengkal perasaan-perasaan saya yang sangat mendambamu sekaligus tetap kuberi jarak. tentu saja, sangat banyak pertimbangan. saya kerap mengunjungi masa lalu sembari memikirkan banyak kemungkinan. segala hal baik dan buruk. nyatanya, segala pertanyaan tetap tertuju pada satu jawaban. kamu.

seperti yang selalu kauminta agar aku kembali ke sana. rasanya itu bukan sesuatu yang mesti kulakukan untuk kedua kali. sekalipun saya melakukannya maka setidaknya kaumemberi sebuah jaminan bahwa hal-hal menyakitkan seperti saban hari tidak akan terulang lagi. untuk hal tersebut tentu saja saya lebih berhati-hati. saya tidak siap terluka lagi. sungguh.

jika kaubertanya, sebesar apa perasaan saya yang sangat ingin bertemu kamu, maka barangkali tidak ada penjelasan yang bisa kuberikan. karena terlalu besar, saya hanya bisa menyimpanmu dalam doa. memintamu kepadaNya. berserah pada takdir yang telah dituliskan untuk saya, untuk kita.

pekan lalu, kepada sahabat saya, saya bilang begini "sepertinya saya kembali jatuh cinta padanya. tapi kali ini tidak tergesa." sejujurnya saya malu mengakui ini. tetapi setidaknya kautahu bahwa saat ini, sepanjang hari, setiap hari, saya hanya memiliki kamu, atau tidak sama sekali.

demi masa-masa sulit dan sakit yang telah kulewati, kita bukanlah pencipta yang pandai melukis manis. alih-alih tumpukan kisah romantis, kita hanya hadir sekejap di masa lalu. namun, untuk masa depan yang entah, aku memilih untuk menyimpanmu sembari menunggu sebuah harapan kecil yang sekiranya akan merekah. buah dari banyak doa.

tetapi, di antara banyaknya kemungkinan, saya malah tidak tahu kehidupanmu di sana, saya tidak tahu sepanjang hari kaubertemu dengan siapa, kaumengobrol dengan siapa. adakah yang telah membuatmu jatuh cinta? atau adakah cinta yang jatuh kepadamu melebihi cintaku? apapun itu, semoga kauselalu baik-baik saja. diberi kelapangan perasaan, diredakan egonya. semoga keadaanmu selalu dan semakin baik.

I🌻