surat ke-111

(bogor, maret 2020)

saya mengira bahwa saya tidak akan menulis surat yang kutujukan untukmu lagi. nyatanya, ada beberapa hal yang tidak bisa saya ceritakan ke yang lain, kecuali kamu. bahwa saya menyadari satu hal, beberapa alasan yang membuat mata saya terkadang tak bisa memejam, selain kesedihan, ternyata ada juga kebahagiaan.

seperti kesedihan yang terus diam di sudut hati yang paling jauh, maka kebahagiaan pun ternyata diam di sana. terkadang pula ia meledak-ledak. barangkali, ledakan-ledakan kecil itu yang membuat saya tidak bisa memejamkan mata. atau barangkali saya takut ketika saya menutup mata, maka esok hari kebahagiaan itu akan hilang dan berubah menjadi petaka yang menyesakkan dada dengan membabi buta.

keadaan seperti ini mengingatkan saya dengan kesedihan bertahun silam. di mana saya tidak bisa memejamkan mata dan hanya menangis sepanjang malam ditemani bergelas-gelas kopi.

jika dipikir-pikir lagi, saya pernah melewati tahapan kehilangan yang maha dahsyat. kesedihan saya jelas tertuju pada seseorang, itu kamu. dan jika pada akhirnya kebahagiaan yang saya rasakan saat ini nyatanya harus pergi lagi, maka sudah pasti saya bisa melewatinya.

dari kesedihan terdahulu yang berasal dari kesalahan karena ego yang tak habis-habis, menjadikan saya perempuan picik, itu katamu. maka sebisa mungkin saya tidak ingin menjadi perempuan picik lagi. untuk seseorang, sebisa mungkin saya melunak, meredakan ego, menenangkan ingin, dan tidak memaksakan apa-apa yang tidak seharusnya menjadi milik saya. saya belajar arti kata cukup. saya belajar ikhlas. saya belajar mengendalikan perasaan secara perlahan agar saya tidak menjadi gila.

saya juga tidak ingin lagi membangunkan mom di tengah malam karena tangisan saya, dan mengadu bahwa seseorang yang saya sayangi telah pergi. saya tidak ingin lagi membuat mom khawatir dan berpikir saya akan melakukan hal-hal buruk.

pada akhirnya, kupikir kehilanganmu adalah hal paling berat yang pernah kulalui. ternyata, menjaga kebahagiaan agar tetap di tempatnya jauh lebih sulit.

dudul.