pertemuan yang masih senyap

pekat sungguh pandai mendekapku. puluhan malam meratapi separuh ingin yang diterbangkan angin. masih bisa kulihat langkah kakimu yang kian malam kian menjauh. serupa pertanda bahwa ia ditakdirkan binasa.

berapa kali patah yang menyebabkan remuk di dada? hingga yang satu-satunya hadir ialah gema tangis yang latah. banyak doa telah kuselipkan pada lipatan jemari yang begitu pandai menyembunyikan duka, tetapi jatuh tak mengenal sudah. pernah juga kusulam upaya untuk membunuh segala demi menyelesaikan peran, tetapi usia masih ditakdirkan berdetak.

pada hari di mana hati terlunta, ada langkah yang kerap berhenti demi sebuah doa untuk melunakkan hati. kau yang begitu dinanti, semoga dibukakan hati.

lantas, ada perkara yang tak bisa kita jawab; perihal pertemuan yang masih senyap dan angan yang terlampau ingin. namun, percaya kah, bahwa waktu akan selalu lebih leluasa menjawab?

_____
makassar
desember, 2019