(makassar, februari 2021)
di tengah kalutnya isi kepala disertai perasaan yang berkecamuk, entah sakit hati atau ketidaklegaan akan sesuatu hal yang begitu didamba tetapi tak kunjung menjadi nyata, kau melontarkan sebuah pertanyaan. pertanyaan itu yang juga kemudian membuat saya memutuskan untuk bertanya ke pada diri sendiri.
"apa yang kita cari di dunia ini?"
sejujurnya, saya jadi merenung untuk pertanyaan itu. pertanyaan yang selama ini tidak pernah disadari bahwa jawaban untuk itu adalah sesuatu yang besar. kemudian, pikiran saya tiba-tiba menjadi gaduh. seolah segala ingatan menjalar ke masa lalu kemudian beralih ke masa depan, di mana segala kemungkinan yang tak pasti menawarkan diri untuk ditebak.
saya menjadi penasaran, ingin segera menemukan jawaban sesegera mungkin. tetapi, di saat yang sama saya menyadari bahwa sebuah jawaban yang diinginkan tidak akan ditemukan jika dilakukan dengan tergesa. maka, saya mendiamkannya. seperti sebuah tulisan yang diendapkan sebelum mengetahui di mana ketidaksempurnaan itu berada. biasanya, setelah diendapkan, maka sesuatu hal yang dicari akan ditemukan dengan mudah.
keesokan harinya, dalam perjalanan ke tempat kerja, saya memerhatikan riuh jalan di pagi hari, lalu lalang orang asing yang tergesa, dan juga pohon-pohon tua di pinggiran jalan. kemudian saya kembali bertanya-tanya untuk apa semua itu? orang-orang berangkat kerja untuk apa? pohon diciptakan untuk apa?
sungguh, saya memikirkan semuanya sepanjang hari, hingga saya kembali ke rumah bersamaan dengan tenggelamnya matahari. di ruang tengah, saya mendapati mom sedang menonton tv dan bapak sedang berbaring di tempat tidurnya karena sedang tidak sehat. saya masuk ke kamar melepas segala atribut kerja yang memuakkan. tentu saja saya lelah. kemudian, tanpa menyadarinya, saya menemukan jawaban untuk pertanyaanmu.
"kebahagiaan."
saya kembali memikirkan orang-orang yang berangkat kerja dengan tergesa, tujuannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. seorang suami yang berangkat kerja agar anak dan istri di rumah bisa merasa cukup. itu adalah kebahagiaan bagi seorang suami. pohon-pohon di pinggir jalan tumbuh untuk meneduhkan yang bernaung. meski tidak memiliki perasaan, tetapi saya yakin, pohon akan selalu baik-baik saja jika ia bisa berguna dengan memberi kesenangan. kemudian, saya mengingat mom dan bapak, adalah kebahagiaan bagi saya jika melihat mereka juga bahagia.
namun, untuk mencapai kebahagiaan yang diinginkan, tentu saja tidak mudah. saya yakin kausetuju dengan hal itu. untuk beberapa orang, termasuk saya dan kau. mencari dan menemukan kebahagiaan seolah terjun bebas ke sebuah lubang yang sangat dalam, gelap, dan dingin. belum lagi rasa kesepian yang melumat secara perlahan. jika tidak hati-hati, kita bisa mati.
beberapa waktu lalu, dalam sebuah acara bincang-bincang dengan beberapa penulis favorit saya. kami membicarakan tentang bagaimana mencari jalan keluar dari rasa kesepian, maka saya menemukan sebuah pencerahan untuk itu. katanya, kita harus memahami diri sendiri terlebih dahulu jika ingin keluar dari kesepian, termasuk memaafkan luka dan kesalahan masa lalu. sebab sebagian bekas luka tidak selamanya buruk.
maka, saya menyimpulkan bahwa untuk sebuah kebahagiaan diperlukan pemahaman kepada diri sendiri. mengenal apa yang betul-betul diinginkan dan juga selalu bersyukur untuk segala hal yang telah terjadi. tetapi, lagi-lagi semua itu tidak mudah. tentu saja kita membutuhkan kekuatan dan dukungan yang besar untuk mencapainya.
untuk jalan keluar dari kesepian dan menemukan kebahagiaan tentu saja kita kerap dihampiri kenangan-kenangan kecil perihal apa-apa saja yang telah kita lalui di masa lalu. tak jarang sebuah penyesalan dan kemarahan yang mengambil peran. mengutuk diri sendiri adalah salah satu cara untuk melampiaskan perasaan. di sisi lain, perasaan iri ke orang lain juga kerap menjadi mahkota. kita seolah mengunci diri di dalam sebuah rumah besar yang dipenuhi tontonan layar lebar perihal kebahagiaan orang lain. menjadi momok tersendiri ketika kita juga ingin merasakan kebahagiaan serupa mereka.
padahal, jauh-jauh di sebuah tempat yang tersembunyi, kebahagiaan sudah ada. ia berdiam lama di sana, menunggu untuk ditemukan. jika saja kita bisa mengikhlaskan dan mensyukuri apa yang kita miliki saat ini.
dudul.
p.s. surat kali ini adalah catatan dan pengingat kecil untuk diri saya sendiri dan juga untuk kau. semoga kita bisa menemukan kebahagiaan yang belum ditemukan.