(kediri, februari 2014)
beberapa waktu telah berlalu. apakah kau masih ingat bagaimana pertemuan pertama kita? sekali pun kau tidak ingat tak apa. biar aku saja yang mengingatnya. kelak jika aku telah memiliki anak dan banyak cucu, akan kuceritakan kisah kita kepada mereka. semoga kau tak keberatan, biar anak dan cucuku tahu aku pernah mencintai dengan sangat.
beberapa waktu telah berlalu. apakah kau masih ingat bagaimana pertemuan pertama kita? sekali pun kau tidak ingat tak apa. biar aku saja yang mengingatnya. kelak jika aku telah memiliki anak dan banyak cucu, akan kuceritakan kisah kita kepada mereka. semoga kau tak keberatan, biar anak dan cucuku tahu aku pernah mencintai dengan sangat.
waktu itu bulan masih baru. aku melewati langit januari menujumu. Selama perjalanan perasaanku tak menentu. hari telah ditetapkan dan kau berjanji akan menjemputku setelah senja, lalu kau membawaku ke rumahmu untuk bertemu ibumu. dan inilah waktunya, aku bisa melihat dan menyentuhmu. akhirnya kau, lelaki yang selama tiga bulan selalu membuatku menunggu malam, yang nyatanya hanya dari kalimat yang kau kirimkan berhasil mencipta senyum hingga tawa di bibirku. malam itu, kau akhirnya di hadapanku.
"hallo." kataku singkat, dengan senyum yang mengembang. kebahagiaan mengalahkan segalanya, bahkan grogi sekalipun. kau ikut tersenyum. "kita pergi?" kau bertamya, lalu kujawab dengan anggukan sambil tetap tersenyum.
malam itu berjalan dengan indah. tawa kita menghiasi ruang tamu rumahmu. sesekali kusempatkan menatap matamu, hal kecil yang sudah lama ingin sekali kulakukan, dan itu membuat jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya. beberapa kali
gesekan kulit kita membuatku merasakan kenyamanan. jika bisa aku ingin berada di sana selamanya. malam itu juga untuk pertama kalinya, aku merasakan bibirmu. rasanya manis. apa karena rokok yang menempel sepanjang hari di sana?
aku merasa bahwa aku adalah perempuan paling beruntung, karena kau lelaki hebat yang pernah kukenal sempat memberiku ruang walau sedikit di hatimu. terima kasih untuk senyum dan tawa yang kau bagi untukku malam itu.
hari ini, dua bulan setelah hari itu. salah satu hal terindah
dan terhebat di hidupku adalah ketika semesta membawaku ke rumahmu. terima kasih untuk jari-jarimu yang sudi menggenggamku malam itu, membuatku merasa begitu aman. terima kasih untuk
setiap canda dan amarahmu yang kau bagi untukku. terima kasih
untuk semua pelukan terhangatmu selama tiga hari. dan terima kasih untuk ciuman di pipi sesaat sebelum kita berpisah sore itu. pertemuan itu adalah yang pertama dan terakhir untuk kita. karena setelah itu kau tiba-tiba pergi begitu saja. perihal kepergianmu, hanya kau yang tahu alasannya.
untuk segala doa yang kuucap di setiap sujud terakhirku, aku berjanji akan mengenangmu dengan segala kebaikanmu. terima kasih untuk tetap mengajarkanku kesabaran dan keikhlasan hingga hari ini. aku ingin, sekali saja mengajakmu membasuh tubuh dengan wudhu lalu kau menjadi imamku menghadap-Nya, kau yang mengajarkan segalanya untukku. termasuk lebih sering untuk bertemu Tuhan di lima waktu.
p.s. aku berjanji tidak akan menangis untukmu lagi. tapi nyatanya setelah surat ini selesai kutulis air mataku menitik.
p.s. aku berjanji tidak akan menangis untukmu lagi. tapi nyatanya setelah surat ini selesai kutulis air mataku menitik.
dudul