surat ke-21

(makassar, mei 2014)
aku yakin hingga malam selarut ini kau masih terjaga. di kotaku pukul 03:11. waktu kita berbeda sejam kan? aku hanya ingin bilang jangan selalu tidur ketika hari sudah pagi, itu tidak baik untuk kesehatanmu dan juga itu berlaku untukku. entah kenapa, insomniaku sudah sangat akut, bukankah kita sama dalam hal ini? iya hanya ini. sudah beberapa bulan ini aku baru bisa tidur di pagi hari. ini tidak menyiksaku, hanya saja kadang malam membuatku rindu, aku hanya bisa menangis sekuat dan selama yang aku mampu kemudian tertidur, dan bangun di siang hari dengan mata yang terlihat seperti disengat lebah. namun, aku menyukainya. aku akan baik-baik saja setelah itu.

beberapa hari yang lalu kau datang dan  berbicara banyak hal. itu mengejutkanku dan yang selalu kutunggu kau bercerita sementara aku berusaha mengerti apa yang kau ucapkan: malam itu, Tuan, kau menjawab semua pertanyaan yang menggerogoti kepalaku selama ini dan jika kubiarkan maka akan semakin gatal rasanya. pada akhirnya aku mengerti mengapa kau tiba-tiba pergi, semua salahku. seharusnya aku lebih memahami kau waktu itu, seharusnya aku bisa bersabar dan seharusnya aku tidak menjadi perempuan yang begitu mudahnya mengeluarkan airmata. kau tidak suka itu. dan tak seorangpun yang suka jika dirinya dipasung dalam-dalam, kecuali jika mereka memasungkan diri. semua salahku, aku yang terlalu bodoh. maafkan aku. namun bukankah penyesalan selalu datang belakangan? tak ada lagi yang bisa diubah.

setelah ini, aku merasa lebih siap untuk melepasmu, Tuan, meski terkadang aku rindu. tapi tidak apa-apa aku akan baik-baik saja. barangkali jika aku rindu, aku bisa pulang ke pelukan Mom seperti saat ini. karena ketika memeluk Mom aku merasa seperti memelukmu. kalian berdua adalah berharga.

malam itu kukatakan bahwa jangan pernah mengucapkan selamat tinggal, aku tidak menyukainya, Tuan. namun sekeras usahamu juga untuk mengatakan bahwa kau tak bisa bersamaku. aku mengerti, aku bisa memahami jika kau tak bisa lagi. hanya saja beri aku waktu sedikit lebih lama agar aku bisa benar-benar melepasmu. saat ini jangan benar-benar pergi dulu.

dudul.