kau ganjil diantara malam; sia-sia jika kugenapkan

kau ingin pergi, layaknya ablasi.
seperti angin yang meniup sore hingga
malam datang.
barangkali memang harus seperti ini,
kau ganjil diantara malam; sia-sia
jika kugenapkan.

namun harus sampai kapan
kau merentangkan ego di batas harimu?
sudahlah tuan, apakah kau tak lelah?
lihatlah ke belakang ada seorang
gadis kecil yang kerap bersenandung lirih
prihal jemari yang masih menunggu hari
dimana kau kembali.

dan, sengaja kutanam kalipso
di depan rumah. kelak jika kau kembali
lihatlah warnanya yang kemerahan. itu
adalah dayuh di mataku.







_____

Makassar
Juli, 2014