pict from weheartit.com
kita gagap untuk menukar kalimat demi kalimat. sesekali kau hanya tertunduk sembari mengusap kepalamu sendiri. seperti ingin menghapus apa saja yang menganggumu, tanpa terkecuali aku. entahlah, sayang, semenit bagimu sore itu serupa sejam yang ingin lekas kau remukkan dengan jemarimu sendiri. sementara aku, serupa wajah kopimu yang memelas ingin sejam lagi agar tetap bersamamu.
maafkan aku
jika bibirku---juga---memilih diam lebih sering saat itu atau terkadang air mataku yang begitu bodoh tak tahu waktu seenak hati menghadirkan emosi di kepalamu. sayang, percayalah waktu tak pernah tahu seberapa banyak doa yang bibir kita muntahkan di luka masing-masing. dan apakah kau setuju, bahwa waktu hanyalah serentetan angka yang siap menghancurkan apa saja yang kita miliki?
katakan padaku berapa banyak lagi luka yang harus kita lalui untuk kesekian kalinya ketika apa yang hati kita mau terkadang hanya sebatas mimpi? sementara pelukan kita sore itu hanyalah upaya untuk membagi luka paling nanar yang baru saja kita hadirkan di dada masing-masing.
_____
bogor
oktober, 2014