surat ke-28

(bogor, november 2014)

sebenarnya aku tak berencana menulis surat kali ini, tapi tiba-tiba saja aku berpikir bahwa aku harus menulis untukmu. aku diserang kebingungan dan kecemasan yang entah datang dari mana. selain itu aku merindukanmu, benar-benar merindukanmu. seminggu ini sangat melelahkan. bahkan aku tak punya waktu untuk diriku sendiri. kau? sedang apa kau akhir-akhir ini? apakah kau sehat? ketika menulis ini tepat pukul setengah tiga pagi, aku tak bisa tidur. aku membuka selimut yang menutupi tubuhku lalu mengambil laptop dan membukanya kemudian mulai menulis. beberapa malam yang lalu aku sudah terbiasa tidur lebih awal, tapi kali ini mataku tak mau terpejam. sudah kupaksa tapi tetap saja tak bisa. bukankah kau selalu bilang bahwa segala yang terpaksa tak kan baik? maka yang terbaik saat ini adalah hanya menulis untukmu. hanya itu.

kemarin aku sempat dibikin berang oleh seorang teman lama, anggap saja seseorang dari masa lalu. yah kupikir delapan tahun yang lalu dia kusebut cinta pertama. kau tertawa? tak apa karena aku pun merasakan geli di seluruh bagian tubuhku ketika menyebutnya cinta pertama. sudah beberapa hari ini dia selalu mengajakku chatting yang kurasa itu hanya obrolan tak berguna. dia sudah berubah sejak saat itu, menjadi seseorang yang benar-benar berbeda dari yang ku kenal. jujur saja aku sudah tidak menyukainya lagi, sikap maupun caranya mengobrol denganku membuatku muak. benar saja bahwa terkadang selama apapun waktu yang kau punya tak akan mampu membuatmu memahami seseorang jika kau tak pernah ingin. bukankah begitu?

ah, aku mengeluh lagi, maafkan aku. andai saat ini aku bisa mengobrol denganmu ada banyak yang ingin kuceritakan selain lelaki dari masa lalu yang menyebalkan itu. seperti, kemarin aku mengganti pengharum ruangan kamarku, kali ini aroma bubble gum, aku menyukainya seperti kembali ke masa kanak-kanak, masa di mana belum ada kau dalam kepalaku. jangan tersinggung, aku tak menyesal mengenalmu apalagi menyalahkanmu atas segala yang telah kita lalui setahun ini. hanya saja aku ingin sehari, iya hanya sehari tanpa ada kau dalam kepalaku. pun aku merasa bosan dengan kuliah; aku lelah mengerjakan tugas dan laporan, aku butuh istirahat. aku rindu rumah, rindu teman-teman, rindu mom dan lelakinya. ah, terlalu banyak. kau sendiri? apa yang kau rindukan saat ini?

sore kemarin mom menelepon, untungnya aku sedang di jalan pulang dari kampus. sambil menangis mom mengabari bahwa adik lelakiku sakit. yah kau tahu, mom sama sepertiku selain mempunyai panik dan cemas berlebihan, kami juga gampang mengeluarkan airmata. aku ingat, agustus lalu saat ingin berangkat ke sini aku tak berpamitan pada mom di bandara karena aku tahu bahwa saat itu mom akan menangis sejadi-jadinya seperti aku tak akan kembali lagi. kau tahu, aku juga membenci bandara, hanya ada kesedihan di sana. dan aku tahu apa yang kau benci, kau membenci saat aku banyak bertanya, kan?

kelak jika waktu memberi kesempatan untukku lagi, aku akan kembali ke kotamu tapi bukan untuk mengunjungimu. selain tak tahu alamat rumahmu barangkali saat itu kau sudah mempunyai seorang istri dan anak-anak yang lucu.


dudul.