(bogor, desember 2014)
selama dua hari kemarin, sabtu dan minggu, waktuku kuhabiskan lebih banyak dengan meringkuk di tempat tidur. seminggu yang kulalui terasa sangat sibuk dengan kuliah, dan sebentar lagi ujian akhir. beberapa dosen terkadang mengambil jam lebih pagi dari biasanya, tak terkecuali di sore hari demi mengejar kuliah yang tertinggal karena kesibukan mereka. tak salah jika aku begitu ingin memejamkan mata barang sehari dua hari. sebenarnya aku berencana menghabiskan waktu dengan membaca beberapa buku yang baru saja kubeli maupun yang sudah kubeli beberapa bulan yang lalu. tapi tak berjalan sesuai rencana, aku hanya membaca beberapa lembar dari satu buku lalu berakhir tergeletak di sisi bantalku. beberapa tahun yang lalu, ketika sebagian besar waktuku kuhabiskan hanya untuk membaca buku, kerap satu buku kulahap sebelum tidur atau buku yang kubaca pada sore hari akan kubaca hingga larut malam. aku menyukai membaca buku dan aku mencintai berada di toko buku. aku mulai meyukainya ketika berada di tahun ke-dua sma. aku selalu menitip untuk dibelikan sebuah novel remaja oleh seorang sahabatku ketika dia berlibur dan aku akan selalu menanti kepulangannya. saat ini sahabatku itu sudah berkeluarga dan memiliki dua orang anak yang lucu-lucu. dalam hal yang terakhir itu jujur aku iri padanya. selain itu, aku juga kerap mendapat hadiah beberapa novel dari kekasihku saat itu, dia sangat tahu apa yang paling kusukai. kauingat lelaki yang kuceritakan di surat sebelumnya yang mengatakan akan melamarku jika dia tak mempunyai kekasih saat ini? yah dialah orangnya. kudengar saat ini pun dia sudah berencana untuk menikahi kekasihnya tahun depan. perasaanku terasa tergelitik mendengar kabar itu, di samping itu aku senang mendengarnya.
selama dua hari kemarin, sabtu dan minggu, waktuku kuhabiskan lebih banyak dengan meringkuk di tempat tidur. seminggu yang kulalui terasa sangat sibuk dengan kuliah, dan sebentar lagi ujian akhir. beberapa dosen terkadang mengambil jam lebih pagi dari biasanya, tak terkecuali di sore hari demi mengejar kuliah yang tertinggal karena kesibukan mereka. tak salah jika aku begitu ingin memejamkan mata barang sehari dua hari. sebenarnya aku berencana menghabiskan waktu dengan membaca beberapa buku yang baru saja kubeli maupun yang sudah kubeli beberapa bulan yang lalu. tapi tak berjalan sesuai rencana, aku hanya membaca beberapa lembar dari satu buku lalu berakhir tergeletak di sisi bantalku. beberapa tahun yang lalu, ketika sebagian besar waktuku kuhabiskan hanya untuk membaca buku, kerap satu buku kulahap sebelum tidur atau buku yang kubaca pada sore hari akan kubaca hingga larut malam. aku menyukai membaca buku dan aku mencintai berada di toko buku. aku mulai meyukainya ketika berada di tahun ke-dua sma. aku selalu menitip untuk dibelikan sebuah novel remaja oleh seorang sahabatku ketika dia berlibur dan aku akan selalu menanti kepulangannya. saat ini sahabatku itu sudah berkeluarga dan memiliki dua orang anak yang lucu-lucu. dalam hal yang terakhir itu jujur aku iri padanya. selain itu, aku juga kerap mendapat hadiah beberapa novel dari kekasihku saat itu, dia sangat tahu apa yang paling kusukai. kauingat lelaki yang kuceritakan di surat sebelumnya yang mengatakan akan melamarku jika dia tak mempunyai kekasih saat ini? yah dialah orangnya. kudengar saat ini pun dia sudah berencana untuk menikahi kekasihnya tahun depan. perasaanku terasa tergelitik mendengar kabar itu, di samping itu aku senang mendengarnya.
beberapa bulan yang lalu aku sempat menonton dua buah film yang berjudul before sunrise dan before sunset. film before sunrise yang berlatar tahun 1995 sedikit membosankan namun mempunyai cerita yang menarik, setidaknya pendapatku seperti itu. diawali dengan pertemuan dua orang di sebuah kereta lalu mereka memutuskan menghabiskan waktu sehari dengan mengobrol apa saja, siapa sangka mereka akhirnya saling jatuh cinta. namun saat itu juga mereka harus berpisah sebelum matahari terbit dan berjanji akan bertemu kembali. setelah sembilan tahun lamanya dalam film before sunset inilah mereka bertemu kembali di sebuah toko buku di sudut kota paris. saat itu jesse, pemeran utama pria tak sengaja bertemu kembali dengan celine, ketika jesse menjelaskan latar belakang novel pertamanya di depan para pembaca, yang ternyata novelnya tersebut berdasaran kisah mereka berdua. bukankah itu sangat romantis? hhmm lagi-lagi itu hanya pendapatku saja.
dari semua yang kutuliskan di atas,
sejujurnya aku kerap mengangankan akan bertemu dengan pasangan hidup di
toko buku, mempunyai hobi yang sama, lalu di sela kesibukan sambil
mencuri waktu kami akan menulis bersama.
ketika masih kanak-kanak aku tak mempunyai kenangan tentang toko buku. mom tak pernah mengajakku ke toko buku, terlebih di kota kecil tempat kuhabiskan masa kanak-kanak sampai remaja tak pernah kudapati toko buku yang benar-benar seperti dalam anganku. hanya satu yang kuingat, semacam tempat penyewaan novel dewasa yang kertasnya sudah menguning dan ceritanya pun tentang konflik percintaan orang dewasa yang selalu berakhir dengan senggama di tengah malam. kau tahu, saat itu bersama dengan sahabatku aku kerap menyewa buku di sana lalu beramai-ramai dengan teman sekelas membacanya ketika jam istirahat. yah barangkali sekedar lelucon khas anak sma.
kupikir dengan meringkuk di bawah selimut dengan penerangan seadanya dari celah gorden yang tak pernah kubiarkan terbuka, dan kopi instan yang tak pernah hilang dari meja samping tempat tidurku serta merta membuat kepalaku juga ikut istirahat, nyatanya tidak, kepalaku malah terkadang pening lantaran seolah menampung banyak beban yang kerap membuatku cemas. sepanjang dua hari itu pun hanya kuhabiskan sambil mendengarkan satu lagu saja, entahlah, belakangan aku menyukai lagu itu. aku ingat percakapan kita malam kemarin ketika kuminta kauagar tak pergi lagi, lantas kaumeminta sebuah alasan lalu serta merta kusebutkan satu kalimat dari lagu barry manilow "you know i can't smile without you" kautertawa lantaran kaujuga menyukai lagu itu. aku beharap satu kalimat dari lagu itu akan membuatmu tetap di sisiku. hingga saat aku menulis surat ini pun kulakukan sembari mendengarkannya.
kupikir dengan meringkuk di bawah selimut dengan penerangan seadanya dari celah gorden yang tak pernah kubiarkan terbuka, dan kopi instan yang tak pernah hilang dari meja samping tempat tidurku serta merta membuat kepalaku juga ikut istirahat, nyatanya tidak, kepalaku malah terkadang pening lantaran seolah menampung banyak beban yang kerap membuatku cemas. sepanjang dua hari itu pun hanya kuhabiskan sambil mendengarkan satu lagu saja, entahlah, belakangan aku menyukai lagu itu. aku ingat percakapan kita malam kemarin ketika kuminta kauagar tak pergi lagi, lantas kaumeminta sebuah alasan lalu serta merta kusebutkan satu kalimat dari lagu barry manilow "you know i can't smile without you" kautertawa lantaran kaujuga menyukai lagu itu. aku beharap satu kalimat dari lagu itu akan membuatmu tetap di sisiku. hingga saat aku menulis surat ini pun kulakukan sembari mendengarkannya.
aku tak tahu sampai kapan aku akan menulis untukmu seperti ini. rasanya seperti tak akan bisa kuhentikan sendiri. aku pun tak tahu apakah doa-doaku akan sampai kepadamu ataukah selama ini hanya menggantung di awan-awan, tapi aku yakin Tuhan mendengarnya. terakhir, kau dan aku harus bahagia, sayang, dengan cara kita masing-masing. sebab kenangan masa lalu hanya akan membuat kita semakin bersedih.
dudul.