yang tak pernah selesai

pict from weheartit.com

kauenggan membunuh keresahan di matamu yang kerap kaulukis dengan kuas paling beringas, sementara aku tak pernah kauizinkan untuk menyelami isi kepalamu. kau tahu bahwa mempertahankan ego serupa menyetubuhi kenangan di sela detik yang tak pernah melangkah mundur; seperti bulan-bulan asing yang melupa bagaimana menjatuhkan deras hujan.

berapa banyak lagi kegetiran yang harus kaupasung di antara kedua lenganmu ketika sebuah pelukan kerap kaurindukan? apakah sesulit itu jika aku memintamu untuk berhenti memenjarakan ragu? sementara waktu selalu bungkam ketika kubiarkan dekapku menjadi yang paling asing di bahumu yang ringkih. dan di matamu, sayang, aku tak berarti apa-apa selain hati yang kian membiru dengan detak yang tak pernah berhasil menyimpul senyummu.

untuk segalanya, telah kusediakan kopi kesukaanmu meski dingin berulang-ulang menyentuh dasar cangkir yang paling curam. telah kubiarkan pagi datang dengan kenangan-kenangan yang membuatku menggigil perihal perbincangan kaku dengan ibumu bulan kemarin. dan telah kubiarkan diriku jatuh berkali-kali meski getir memeluk punggung, dan kerinduan ialah keinginan yang menyentuh malam-malam paling suram.



***
P.S. I Love You