aku ingin menggenggam jemarimu yang kerap tersentuh lembaran cerita paling lirih lalu akan kunyanyikan sebuah lagu yang paling ibu; semoga bisa kunikmati tawamu seperti tawa di masa kanak-kanakmu dulu; seperti satu, dua, tiga irama gerimis hujan yang paling kau sukai.
tentu saja, sebuah tangis seharusnya kau pasung dalam tawamu. kau bisa menggantinya dengan banyak bicara tanpa peduli apa yang seharusnya dimuntahkan pahit lidahmu sendiri. luka tak lagi berarti kemudian kau berlari dan tertawa sendiri. kejarlah apa yang hatimu ingini, sebab ada aku yang memegang belati para pencuri kaki-kaki. atau setubuhi dirimu sendiri, carilah arti hidup paling hakiki hingga ke dasar cangkir kopimu di setiap pagi hari.
tentu saja, sebuah tangis seharusnya kau pasung dalam tawamu. kau bisa menggantinya dengan banyak bicara tanpa peduli apa yang seharusnya dimuntahkan pahit lidahmu sendiri. luka tak lagi berarti kemudian kau berlari dan tertawa sendiri. kejarlah apa yang hatimu ingini, sebab ada aku yang memegang belati para pencuri kaki-kaki. atau setubuhi dirimu sendiri, carilah arti hidup paling hakiki hingga ke dasar cangkir kopimu di setiap pagi hari.
ketahuilah,
ada banyak cara untuk mencari sebuah bahagia tanpa mencaci diri atas kesalahan-kesalahan yang kerap dipeluk kesunyian matamu. barangkali, akan kuhadiahi kau beberapa langkah untuk menyambut senja yang menolak mati di penghujung hari.
berbahagialah, sayang!
berbahagialah, sayang!
***
P.S. i love you