-----from weheartit.com
kita selalu tahu bahwa langit serupa warna-warni lekukan pelangi, namun terkadang langitpun serupa pagi yang dirampas gemuruh mendung; kita enggan merawat setangkai bunga di bawahnya, "sia-sia" katamu. satu yang kutahu yang kerap langkahmu tuju hanyalah mati, tergeletak di antara gedung-gedung pencakar langit; jatuh bersama angin yang dipenuhi jengah pun gelisah. pelukan tak lagi berarti, sebab masing-masing kita kerap memilih lengan yang terlampau sesak.
apa lagi yang hendak kita ucapkan sementara senja kerap menelan tiap kata, lalu mengangkasa menghilang ditelan gugusan bintang?
dunia, yang kutahu enggan menoleh ke arah kita. sepenting itukah sebuah kepulangan, sayang? ketika di akhir, kepalaku hanya kurangkul dengan luka, aku merasa kalah dan tak ada lagi kita.
dunia, yang kutahu enggan menoleh ke arah kita. sepenting itukah sebuah kepulangan, sayang? ketika di akhir, kepalaku hanya kurangkul dengan luka, aku merasa kalah dan tak ada lagi kita.
pernah kutawarkan untukmu segelas kopi dipenuhi riuh deras hujan, lantas payung di matamu ialah sebatas mimpi yang kerap hadir di sela jeritan kepalaku. kau diam, tentu saja, bahkan jiwamu seakan mati di antara pelukan ibumu sendiri.
***
P.S. i love you