dua pasang mata yang pernah melupa

yang kutahu bahwa di kepalaku terkadang hadir deretan pertanyaan yang menginginkan beribu jawaban tak berkesudahan. perihal mencintai yang tak kenal mati namun kerap menawarkan seikat duri dari tangan-tangan gadis kecil berkaki takdir yang siap menikam diri sendiri. adalah aku, tuan, gadis kecilmu yang kerap meminta agar kau tak pergi. ah, mencintai tak pernah serumit ini, bukan? ketika seluruh jemariku selalu ingin memasung wangi tubuhmu yang kerap tercium yang meski samar namun selalu saja kucari, hingga hati memar.

ketahuilah,
aku tak pernah pandai mengurai jawaban yang selalu dikirimkan oleh pekatnya malam melalui udara yang jengah dengan arahnya sendiri. ia serupa denganku, mencari apa yang tak bisa ditemuinya dan ketika membaca garis-garis sebuah telapak ialah lelucon yang menertawakan tanpa menawarkan arah jalan pulang, maka bibir-bibir siapa lagi yang siap mencibir selain waktu yang terlampau sedikit namun menggelitik.

lantas, sepasang mata kerap mengintai langkah kakiku ketika segala tuju ialah pelukanmu yang kini menjadi asing di tubuhku. barangkali aku tak pernah pantas untukmu atau sebaliknya; barangkali kau tak membutuhkan siapa-siapa untuk sekedar kau jadikan segalanya, seperti yang kerap mereka sebut berarti. dan kembali kusadari bahwa menerima kenyataan tak pernah serumit ini.

entahlah tuan, kupikir kau dan aku ialah dua pasang mata yang pernah melupa bahwa tak seharusnya kita berbagi segalanya di awal; kau dan aku hanyalah segelintir cerita yang tak seharusnya ada, lantas beberapa tulisan tak seharusnya lahir dari jemariku, bukan? aku tak menyesali segalanya, sungguh, hanya saja terkadang aku tak bisa menahan diri. lantaran aku hanyalah perempuan biasa yang menginginkan tawa dan pelukanmu di waktu bersamaan; sebab aku hanyalah kemungkinan-kemungkinan yang enggan kau pastikan di antara sekian banyak jeda yang kau lewatkan.

kelak, ketika tak ada lagi yang bisa kutuliskan untukmu, atau seluruh kata telah mati dipenggal belati dan meski asin enggan lagi berjatuhan dari kelopak mataku, tolong ingatkan aku bahwa kau pernah menjadi segalanya untukku.


***
P.S. i love you