surat ke-47 (untuk echa, ini yang terakhir saya janji ha..ha..ha)

(bogor, februari 2015)

teruntuk echanya nila, nilanya echa. hah! itu sudah tidak berarti lagi maka abaikan saja. saya hanya sedikit bingung harus menulis apa untuk kalimat pembuka di surat terakhirku ini yang hanya untukmu, mz. hiks.

saya pun sempat ragu untuk menulis surat untukmu lagi sebab kau melarangku. maafkan saya lantaran sedikit keras kepala. untuk terakhir kalinya izinkan saya menulis apa saja yang ingin kutulis untukmu, yah?

jadi dua minggu lagi, huh? selamat! selamat! saat ini saya yakin bahwa dialah yang terbaik untukmu. maafkan saya lantaran kemarin―dan ketika menulis ini―saya sempat menangis. barangkali karena pernikahanmu benar-benar akan memisahkan kita. maksudku saya belum rela ha..ha..ha saya bercanda. mana bisa saya tidak merelakan untuk bahagiamu. entahlah, bagiku kau yang terindah ketika segalanya masih abu-abu, ttssaailaahh. darimu kutemukan segala yang bermula, maksudku segala yang berarti tak bisa dilihat, bukan? tapi dirasakan. cinta, amarah, tawa, sedih, sakit, kejutan, bahkan manisnya ciuman pertama. ha..ha..ha okkeh yang terakhir itu abaikan saja lantaran saya keceplosan menulisnya. duh, malu banget gue. ha..ha..ha

baik-baik yah kamu, istrinya disayang, cintailah dia dengan segenap hati, jelaslah ha..ha..ha. nnngg kau tahu, perempuan sangat menyukai ketika dia dipeluk heuheuheu saya percaya kau sanggup melakukan lebih dari itu. nnggg maafkan saya lagi, sebab kemarin sore sebelum kau menelepon untuk mengabarkan tanggal saya sempat berharap agar pernikahanmu batal ha..ha..ha maafkan maafkan maafkan. okkeh, baiklah gue patah hati hiks, wajarlah yah secara gue sama lo pernah ngimpiin masa depan kita berdua bareng-bareng yaaelah...masa? iya, mz, barangkali kau sudah lupa. tak apa, dah aku mah apa atuh? hiks. lagian itu bertahun-tahun yang lalu kale, ummm tapi yah sudahlah gue pikir semuanya itu tak ada gunanya lagi, yekan? mari melangkah demi masa depan yang lebih cerah. semangat!

terima kasih yah  untuk.. nngg.. untuk.. nngg terima kasih aja dah pokoknya mah. ha..ha..ha bahagiamu adalah bahagiaku. ciyeee. saya pun meminta maaf untuk segala kesalahan yang pernah ada. tanpamu aku butiran debu, mz. halah boong... nnggg yang bener itu, tanpamu semua tak berarti cinta sudah lewat tak kukira kan begini... eh itu sama aja, laguuuuuu~ *disamplok

untuk semua yang saya tulis di atas, mohon maaf jika ada kata-kata saya yang menyinggung perasaanmu, yah? kau tahu sendiri kan, saya cuman manusia biasa, bukan ranger pink yang selalu kuat melawan monster jahat. saya cuman perempuan biasa yang selalu berusaha tegar melawan kecamuk perasaan ketika kau memilih perempuan lain, terlebih saya takut mengadiri pernikahanmu, takut tak bisa melawan perasaan yang terlalu bahagia pun terlampau sedih di waktu bersamaan ketika melihatmu duduk di pelaminan. dan dari semuanya saya takut ketika melihatmu nanti mataku akan berkaca-kaca melawan semuanya. hiks. hih apaan, lebay banget hooeekk.

okkeh sebelum semuanya semakin tidak jelas untukku terlebih untukmu, maka saya akhiri saja surat ini. cukup sampai di sini~ halah malah nyanyi lagi. gak nyangka bakalan nulis surat kayak gini untuk pengantar pernikahan(mu) ha..ha..ha... tapi yah apapun itu melangkahlah, temukan bahagiamu yang paling mereka ingini.

saya pamit. wassalam.



P.S:
kita hanya kata "kamu dan aku" yang tak akan pernah
menyentuh masa depan.
kita hanya kesakitan yang mengisi celah harapan.
kita hanya masa lalu, seperti hujan dan teduh, kita tak akan
pernah seiring, lagi.
kamu dan aku, tak akan lagi menyanyikan lagu cinta kita.

bintangmu