surat ke-40 (untuk andi)

(bogor, februari 2015)

teruntuk lelaki yang berada di sampingku saat ini. nngg maksudku kau benar-benar di sampingku, sedang berkutat dengan komputer; itu kesukaanmu. dan aku muak ha..ha..ha..

 ***

ini surat ketiga untukmu selama dua tahun; pertama tahun lalu ketika kau sedang sibuk mengerjakan skripsi, kedua surat permohonan maafku ketika kuputuskan berpisah, dan ini yang ketiga. kau senang? tentu saja tidak.

kau tahu, perpisahan kita setahun yang lalu tak mengubah apa-apa. maksudku, kau tetap menjadi lelaki yang selalu ada untukku dengan banyak kesalahan dan kebodohan yang kulakukan. tapi sejujurnya kau juga bodoh dan aneh ha..ha..ha.. terima kasih untuk segalanya. ah, kau tahu aku sedikit bingung harus menulis apa untukmu. sama seperti kau yang selalu bingung menentukan makan malam apa kita nantinya dan juga dalam hal mengambil keputusan untuk memilih barang yang akan kau beli di sebuah toko. kupikir tak ada hal yang tak membuatmu bingung.

empat tahun mengenalmu bagiku sudah cukup dengan banyak hal-hal luar biasa yang terjadi. kau selalu ada untukku dan juga sebalikya, dengan derap langkah kaki dan irama tawa yang selalu bersisian. lagi-lagi aku mensyukuri keberadaanmu. barangkali usia kita tak lagi muda untuk sekedar menerka masa depan. kita masing-masing mempunyai mimpi. tak jarang kau lelah namun apakah keresahan kerap mampir di kepalamu? sebab wajahmu kerap terbungkus tawa yang buncah dengan banyak warna-warni.

kau tahu, aku hanyalah perempuan biasa yang begitu bahagia berbagi apa saja denganmu; yang kerap cemburu ketika perempuan lain di sisimu; yang dengan senang hati membuatkan makanan untukmu; dengan semangat berapi-api berbagi lagu-lagu kesukaan denganmu; dan kerap kesepian menjadi tuan rumah ketika pertengkaran kecil menjadikan kita menelan tiap kata dan jarak ialah petaka.

aku membenci ketika kau sakit, seperti menggigit lidahku sendiri dengan banyak keresahan yang mampir di kepalaku. jadi kau harus selalu sehat, yah?! ini bukan perintah, ini permohonan. barangkali, kelak ketika kita tak lagi bersama, maksudku raga kita telah terpisah, aku bertaruh kau yang akan sangat merindukanku. ha..ha..ha.. nnggg sudah dulu yah, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan. lagian aku tak betah berlama-lama di perpustakaan.


"jadi hari ini kita makan malam apa?"


di perpustakaan
nila.