(bogor, juni 2015)
aku pernah mengatakan bahwa tak ingin menjadi seorang guru meski telah menyelesaikan kuliah dengan lulusan sarjana pendidikan. maksudku, aku membenci berada di dalam kelas dengan pakaian formal atau pun seragam. sangat kaku rasanya. maka dari itu, setelah lulus menjadi sarjana pendidikan dan demi menghindari mengajar di sekolah formal aku pun memutuskan untuk melanjutkan kuliah dengan arah yang berbeda. mom sempat menentang, terlebih dad, mengingat mereka sangat menginginkanku menjadi seorang pengajar. namun lagi-lagi aku berhasil menjelaskan kepada mereka bahwa lulusan apa saja bisa menjadi seorang guru.
maka begitulah, pindah ke kota bogor dan melanjutkan kuliah pascasarjana di salah satu universitas dengan memilih fakultas kedokter hewan, membuatku kewalahan di awal semester. hingga memasuki akhir semester dua aku pun merasa tak sanggup menyelesaikannya. kerap aku berpikir bahwa keputusanku melanjutkan kuliah adalah salah. namun, inilah konsekuensi sebuah keputusan, sanggup atau pun tidak aku mempunyai kewajiban untuk menyelesaikan apa yang telah aku mulai.
sejujurnya, belakangan ini aku tak mempunyai semangat untuk melakukan segala hal. terlebih kondisi tubuhku sedang tak sehat. jarang masuk kelas dan mengabaikan tugas-tugas kuliah benar-benar membuatku frustasi. bukan, bukan karena aku patah hati lantaran kau telah mempunyai kekasih. tapi lebih daripada itu, aku membutuhkan sebuah dorongan semangat. namun, aku sangat mengakui bahwa hatiku sakit melihatmu bahagia dengan
perempuan lain saat ini. maafkan aku. sering aku merasa seperti ingin menangis di setiap malam hari, namun air mataku pun tak bisa keluar. kau tahu, perasaan semacam itu sangat menyiksa. namun aku percaya bahwa sakit perlahan
akan menghilang.
semalam, aku menyempatkan diri untuk menonton sebuah film "teacher's diary". tentang dua orang guru yang diasingkan untuk mengajar di sebuah sekolah apung bagi anak-anak nelayan. tentu saja, jauh dari rumah dan segala fasilitas yang selama ini dirasakan akan sangat menyiksa. maksudku, tak ada
listrik terlebih layanan telepon atau pun internet. jika kau pernah menonton film "laskar pelangi", maka ceritanya hampir sama. maksudku, sama-sama mengisahkan guru yang mengajar dengan hati di tengah segala keterbatasan. bagian menarik dan yang menjadi inti dari film tersebut ialah salah satu guru, yaitu bu ann, membuat buku harian, menuangkan pikiran dan perasaan frustrasinya ke
dalam buku tersebut. tentang semangatnya yang terkadang luntur namun ketika melihat murid-muridnya maka semangatnya akan kembali. serta tentang kekasih bu ann yang tak pernah setuju dengan apa yang dilakukannya. meski sudah tigabelas tahun bersama namun pada akhirnya mereka pun berpisah. yah, terkadang ketidakcocokan tak akan bertahan lebih lama. kau tahu, hal terpenting yang kudapatkan dari film tersebut, ialah pentingnya jiwa seorang guru dalam pendidikan, tentang kepedulian dan kasih
sayang untuk membuat murid-murid berhasil.
aku memang lebih nyaman dengan kebebasan. maksudku, tanpa ikatan dan tanpa
peraturan yang terlalu mengekang. kupikir dengan mengajar di daerah
terpencil tak akan ada peraturan yang terlalu mengikat. seperti di acara tv yang kerap kutonton di sore hari, maka film tersebut pun membuatku sadar dan menumbuhkan keinginanku untuk mengajar anak-anak di daerah yang hampir tak tersentuh pendidikan seperti anak-anak di kota besar. aku ingat, setahun yang lalu aku pernah meminta izin kepada mom untuk mengikuti program mengajar di daerah terpencil, namun mom tak mengizinkan. mengingat bahwa aku adalah seorang perempuan dan pergi jauh dari rumah ke tempat asing dengan segala macam bahaya hanya akan membuat mom sangat khawatir. sejak saat itu kami tak pernah membahasnya lagi. namun tetap saja, jauh di dalam hatiku, aku masih menginginkannya. dan ketika aku terbangun pagi tadi aku membayangkan kelak akan melakukan hal tersebut, melakukan beberapa hal yang tertunda. kupikir, dengan pergi lebih jauh lagi dari rumah dan melawan ketakutan, serta mendapatkan beberapa pelajaran dengan banyak hal di luar sana yang belum kulihat dan belum kurasakan akan lebih membahagiakan.
dudul.