satu waktu bahkan aku tak tahu lagi apa yang harus kutuliskan untukmu. ketika hujan di luar sana tak lebih deras dari detak jantungku setiap kali mengingatmu.
ketika derap langkahku beralaskan lelah di setiap sore hari membuatmu betah berlama-lama; mengikuti detak jarum jam di tangan kiriku.
terkadang jemariku begitu ringkih untuk memanjakan diri dengan bahagia sekalipun.
aku perempuan yang tak ingin dihadiahi pelukan siapa-siapa selain pelukanmu. serupa gadis kecil yang hanya mencintai satu jenis mainan.
aku mencintaimu, dan ada kesedihan di dadaku ketika mengetahui kau menghabiskan sore dengan yang lain. barangkali, berupa kecemasan bahwa kau akan betah berlama-lama dengannya.
serupa kecemasan di masa remajaku, ketika ibu mendapati buku harianku yang kuselipkan di antara lipatan baju berwarna merah senja.
terkadang, aku menangisi diriku sendiri, lantaran gemar mencintaimu tanpa izin ibu.
_____
bogor
juni, 2015