surat ke-66

(bulukumba, agustus 2015)

di setiap tempat yang kukunjungi, tentu saja sedikit banyak aku bertemu dengan orang-orang baru. dengan suasana hati yang berbeda pula. layaknya hati, maka setiap tempat juga punya cerita.

aku menyadari bahwa terlalu banyak kekosongan yang harus kuhidupi. beberapa minggu, selama liburan aku banyak melakukan hal-hal yang membuat perasaanku menjadi hangat. meski kecemasan kerap hadir secara tiba-tiba. kau ingat, sejak beberapa bulan yang lalu, aku sudah memutuskan untuk berhenti menggambar dan entah mengapa beberapa minggu ini malah kerap kulakukan. aku tak pernah lupa untuk memasukkan buku sketsa ke dalam tasku ke mana pun aku akan pergi. dan ketika sampai di tempat tujuan, aku pun menggambar apa saja sembari menikmati segelas kopi. lantas, setelah menggambar aku melanjutkan membaca novel yang harus kuselesaikan sebelum liburan benar-benar berakhir.

barangkali, jika mom tahu bahwa setiap hari selama seminggu aku hanya mengkonsumsi kopi dan makan seadanya. aku bertaruh mom akan memarahiku panjang lebar. itu pula yang membuatku senang pada liburan kali ini. bahwa aku banyak menghabiskan waktu di beberapa kedai kopi. dengan kegiatan rutin, mencari refenrensi kedai kopi di internet atau pun bertanya kepada teman pada malam hari lalu tentu saja, aku kerap bangun kesiangan. dan di waktu yang sama maka kulanjutkan dengan menonton film film di kanal luar negeri. dan berakhir dengan mengunjungi kedai kopi ketika sore hari hingga bertemu malam kembali. aku seolah tak peduli dengan beberapa masalah kuliah yang sudah ada di depan mata.

aku pun banyak melanggar aturan yang telah kubuat sendiri. maksudku, ngemil di tengah malam dan makan di setiap waktu. terlebih olahraga, yang sudah tak pernah kulakukan selama sebulan ini. semuanya akan kubayar ketika sudah berada di bogor. kembali melakukan olahraga rutin dan mengatur pola makan. kau tahu, kan, bahwa setiap perempuan tak ingin gemuk, pun semua lelaki tak menginginkan perempuan yang seperti itu. namun, entahlah denganmu. aku tak pernah menanyakan bagaimana seleramu memilih perempuan, sama seperti kau yang tak pernah menanyakan jenis musik kesukaanku.

dua hari yang lalu, aku memutuskan untuk kembali ke rumah mom lantaran akan menghadiri pernikahan seorang temanku di masa sma. dan hari ini aku merasa ingin menulis surat kembali sesaat setelah perdebatan antara aku dan mom selesai. iya, semenjak kepulanganku, aku kerap berdebat kecil dengan mom. yang berakhir dengan perasaan tak enak dan merasa bersalah.

di tengah perdebatan siang tadi, aku mengatakan kepada mom bahwa ada saat di mana seorang anak tak ingin pulang. lantaran pagi tadi nenekku mengeluh ketika menyiapkan sarapan bahwa anak-anaknya sudah tak ingin pulang ke rumahnya. ada kesedihan dari nada suaranya hingga membuatku tak bisa berkata apa-apa. aku mengenal betul bagaimana sifat nenekku, yang terkadang aku sendiri tak betah berlama-lama dengannya. namun, ia tak sejahat itu. nenekku ialah tipe penyayang, hanya saja anak-anaknya kerap mengeluh dengan caranya memperlakukan kami. dan lagi, aku mengatakan kepada mom, bahwa seharusnya ia belajar dari ibunya. setelahnya ada jeda panjang, aku melanjutkan membaca novel dan mom menyibukkan diri di dapur.

aku pun menyadari bahwa barangkali mom sudah merasakan kekosongan dalam hidupnya. lantaran saat ini, anak-anaknya sudah semakin dewasa dan siap untuk keluar rumah, dan hanya akan pulang setahun sekali. lantas, aku kerap menyuruhnya untuk tidur di kamar saja, dan meninggalkan kebiasaan tidur di dapur yang dengan sengaja dad menaruh ranjang di sana. setelah liburan ini berakhir, mom dan dad benar-benar akan sendiri dan hanya menghabiskan hari-hari sepanjang tahun dengan berdua saja. dan sesering mungkin mengunjungi beberapa keluarga jika mereka sempat.

dudul.