apa yang akan kau lakukan seandainya dia tak kembali? bersedih sepanjang sisa hidupmu? oh jangan sampai. seminggu sejak kau memutuskan ingin menghilang (lagi), akhirnya di suatu siang kau mengirimiku pesan berisi dua baris kalimat, "kenapa aku selalu saja merasa sedih? sampai kapan harus seperti ini?" sejujurnya, aku ingin menanyakan hal yang sama. aku seolah ikut merasakan kegamangan. aku tak bisa menjawab, hanya memandangi tetes air hujan di hadapanku yang jatuh di atas rumput. aroma rumput basah selalu membuat dadaku ngilu dan sesak. mendadak aku menanyakan apakah kau ingin aku datang mengunjungimu? sekedar untuk mengobrol. kau bilang tak perlu. baiklah, kau masih pada pendirianmu dan kehilangan telah mengeraskan hatimu. kupikir.
aku sendiri mengambil keputusan bahwa tak akan mempedulikanmu untuk beberapa waktu. maksudku, kau butuh berpikir dan mengerti segala hal yang terjadi yang seolah menggelayut di bawah kakimu. lebih daripada itu, sebenarnya tak ada yang bisa mengusir kesedihan selain diri kita sendiri. jadi, gunakan waktu yang kau punya.
aku sempat berpikir, bagaimana jika kubawa perempuan itu ke hadapanmu. kau jelas akan sangat bahagia, tapi mustahil terjadi sebab dia sudah sangat membencimu. kupikir kau sudah tahu bagaimana rasanya dibenci mati-matian oleh orang yang kau sayangi. dan lagi-lagi kau merasakan berada di posisiku. di satu waktu dua tahun yang lalu kau juga pernah sangat membenciku. kau ingat? apakah aku bahagia melihatmu saat ini? tidak. sebaliknya, aku merasa kasihan.
semalam aku terbangun oleh deringan telepon tak terjawab. aku melirik jam beker, pukul tiga pagi. lalu berpikir siapa yang menelepon di waktu seperti ini. aku memutuskan untuk menelepon nomor asing tersebut dan menunggu. sedikit kaget bahwa yang terdengar di ujung sana adalah suaramu. aku tak pernah mengira. lantas aku berjaga-jaga, takut terdengar isakan lagi dan bertanya dengan sedikit panik, apakah semuanya baik-baik saja? tak ada apa-apa katamu. aku bersyukur dan kebetulan sekali aku sangat merindukanmu. mendengar suaramu begitu melegakan.
tak ada percakapan yang berarti, tapi aku tahu pasti kau sedang butuh seseorang untuk sekedar melepas desakan-desakan yang menghimpit dadamu. apakah seseorang itu aku? bukan. kau hanya tak punya pilihan. jangan mengelak, aku jelas tahu bagaimana kau.
aku sedikit bingung lantaran kau hanya diam seolah aku tak ada di ujung sini. lantas kuceritakan perihal memimpikanmu pada malam sebelumnya. kau terdengar sedikit penasaran ketika kukatakan bahwa kau terlihat bahagia lantaran ingin melamar seorang perempuan. yah, akhir-akhir ini aku selalu memimpikanmu dengan senyum mengembang di wajahmu. melihat keadaanmu saat ini aku sangat ingin hal itu menjadi nyata.
aku sedikit bingung lantaran kau hanya diam seolah aku tak ada di ujung sini. lantas kuceritakan perihal memimpikanmu pada malam sebelumnya. kau terdengar sedikit penasaran ketika kukatakan bahwa kau terlihat bahagia lantaran ingin melamar seorang perempuan. yah, akhir-akhir ini aku selalu memimpikanmu dengan senyum mengembang di wajahmu. melihat keadaanmu saat ini aku sangat ingin hal itu menjadi nyata.
dudul.