mulanya kupikir mudah pergi darimu, aku hanya perlu menghilang; seperti yang selalu kau lakukan. tapi semakin jauh aku berjalan, jarak yang kulalui hanya di sekitaran itu-itu saja; berputar-putar pada waktu yang sama. mulanya aku ingin menulis surat untukmu di hari ulang tahunmu saja. tapi banyak hal yang harus kusampaikan dan yeah, seolah aku penting bagimu, seolah yang akan kukatakan selalu kau nanti-nantikan.
jadi, bagaimana kabarmu? aku yakin, sangat yakin bahwa kau baik-baik saja. mengusirku pergi tentu membuatmu baik-baik saja. jadi, kenapa aku menulis surat ini? karena seperti biasa, aku sedang merindukanmu dan baru saja aku kembali membaca pesan singkat yang kukirimkan seminggu yang lalu. yeah, kupikir semacam kalimat perpisahan "aku sayang kamu. dagh..." kukirimkan sesaat setelah kita mengobrol lama di telepon. kurasa itu merupakan percakapan terakhir kita. entahlah, hanya firasat.
ah, sial. hingga saat ini, detik ini perasaanku masih sama. semua yang kupunya masih menginginkanmu tapi tidak dengan cara seperti ini. kau tahu, aku sudah dewasa, kurasa. bukan lagi seorang gadis tiga tahun lalu yang pertama kau kenal. aku juga tidak menyesali segalanya tapi sebaliknya, aku bersyukur bisa mengenalmu. "i'm glad you're not perfect." tapi maafkan aku, lantaran harus pergi dan berhenti di sini. maksudku, bukan benar-benar berhenti, tapi semacam membiarkanmu pergi dan aku mencoba melapangkan dada. aku butuh seseorang yang bisa menjaga. aku lelah, benar-benar lelah. jika kelak secara kebetulan kau mengetahui bahwa aku telah bersama orang lain, bisa jadi perasaanku untukmu sudah hilang.
kau ingat, sebulan yang lalu kita berdebat dan kukatakan bahwa kau tak perlu khawatir lantaran perasaanku sudah hilang? yeah, aku berbohong waktu itu. maafkan aku. selama ini perasaanku masih sama. kau pasti mengerti bagaimana rasanya menyembunyikan perasaan. tak pernah mudah. dan yeah, selama tiga tahun aku belajar untuk ikhlas dan sialnya hingga hari ini aku belum bisa.
barangkali kau akan muak dengan kalimat berikut ini; aku dan apapun itu tak pernah berarti untukmu. tapi bagiku kau teramat penting, kau adalah segalanya. kau harus bahagia, buat hidupmu menjadi lebih baik. aku belajar banyak darimu dan aku tak akan menjadi perempuan seperti ini jika bukan karenamu. jadi yeah, itu patut dirayakan.
aku pernah mengatakan bahwa kau lelaki yang begitu pandai membuat seseorang merasa nyaman berada di sampingmu. karena memang seperti itulah kau. lantas kusarankan agar kau berhati-hati. maksudku, aku tak pernah tahu berapa banyak perempuan di luar sana yang mungkin saja salah mengartikan sikapmu untuk mereka. aku hanya tahu bahwa segala hal yang kau lakukan membuat siapa saja merasa nyaman. kau bisa melihatku sebagai contoh. entah aku yang tejebak atau yeah kau memang seperti itu. tapi yang pernah kau katakan bahwa semuanya ialah kesalahanku. oh jadi semua salahku? yeah mungkin. aku tak pernah mengerti.
jadi, bagaimana kabarmu? aku yakin, sangat yakin bahwa kau baik-baik saja. mengusirku pergi tentu membuatmu baik-baik saja. jadi, kenapa aku menulis surat ini? karena seperti biasa, aku sedang merindukanmu dan baru saja aku kembali membaca pesan singkat yang kukirimkan seminggu yang lalu. yeah, kupikir semacam kalimat perpisahan "aku sayang kamu. dagh..." kukirimkan sesaat setelah kita mengobrol lama di telepon. kurasa itu merupakan percakapan terakhir kita. entahlah, hanya firasat.
ah, sial. hingga saat ini, detik ini perasaanku masih sama. semua yang kupunya masih menginginkanmu tapi tidak dengan cara seperti ini. kau tahu, aku sudah dewasa, kurasa. bukan lagi seorang gadis tiga tahun lalu yang pertama kau kenal. aku juga tidak menyesali segalanya tapi sebaliknya, aku bersyukur bisa mengenalmu. "i'm glad you're not perfect." tapi maafkan aku, lantaran harus pergi dan berhenti di sini. maksudku, bukan benar-benar berhenti, tapi semacam membiarkanmu pergi dan aku mencoba melapangkan dada. aku butuh seseorang yang bisa menjaga. aku lelah, benar-benar lelah. jika kelak secara kebetulan kau mengetahui bahwa aku telah bersama orang lain, bisa jadi perasaanku untukmu sudah hilang.
kau ingat, sebulan yang lalu kita berdebat dan kukatakan bahwa kau tak perlu khawatir lantaran perasaanku sudah hilang? yeah, aku berbohong waktu itu. maafkan aku. selama ini perasaanku masih sama. kau pasti mengerti bagaimana rasanya menyembunyikan perasaan. tak pernah mudah. dan yeah, selama tiga tahun aku belajar untuk ikhlas dan sialnya hingga hari ini aku belum bisa.
barangkali kau akan muak dengan kalimat berikut ini; aku dan apapun itu tak pernah berarti untukmu. tapi bagiku kau teramat penting, kau adalah segalanya. kau harus bahagia, buat hidupmu menjadi lebih baik. aku belajar banyak darimu dan aku tak akan menjadi perempuan seperti ini jika bukan karenamu. jadi yeah, itu patut dirayakan.
aku pernah mengatakan bahwa kau lelaki yang begitu pandai membuat seseorang merasa nyaman berada di sampingmu. karena memang seperti itulah kau. lantas kusarankan agar kau berhati-hati. maksudku, aku tak pernah tahu berapa banyak perempuan di luar sana yang mungkin saja salah mengartikan sikapmu untuk mereka. aku hanya tahu bahwa segala hal yang kau lakukan membuat siapa saja merasa nyaman. kau bisa melihatku sebagai contoh. entah aku yang tejebak atau yeah kau memang seperti itu. tapi yang pernah kau katakan bahwa semuanya ialah kesalahanku. oh jadi semua salahku? yeah mungkin. aku tak pernah mengerti.
oh iya, dua bulan ini banyak hal yang terjadi. aku ingin bercerita bahwa aku bertemu seorang teman baru. dia juga menyukai buku, sama sepertiku. beberapa kali aku diajak mengunjungi toko buku, sekali waktu mengunjungi bioskop dan sekali mengunjungi konser musik meski aku tak terlalu menyukai keramaian. kau pernah mengatakan bahwa bagus untukku jika bersama seseorang yang mempunyai kesukaan yang sama. seolah kau menegaskan bahwa sudah saatnya aku pergi darimu. kau dan aku sama-sama tahu bahwa jelas itu tak akan mudah. maksudku, tak mudah membuka hati lalu membiarkan seseorang masuk. kau selalu mengerti itu, bukan? lantaran kau juga mengalaminya. dan kita sedang berada pada situasi yang sama. hey, harusnya kita bersama. baiklah, aku bercanda. jangan terlalu serius.
aku masih di sini, menunggumu, barangkali. entahlah. doaku juga masih sama. hanya saja aku selalu ingin kau tahu bahwa aku menyayangimu. benar-benar sayang. tapi maafkan aku lagi lantaran aku sudah tak menyukaimu. asal kau tahu, itu dua hal yang berbeda.
aku juga masih belajar menerima bahwa tak akan pernah ada masa depan untuk kita. bahwa barangkali aku ditakdirkan hidup untukmu saja. aku masih tidak bisa melihat orang lain dan yeah yang tadi kukatakan bahwa jika kelak secara kebetulan kau mengetahui bahwa aku telah bersama orang lain, bisa jadi perasaanku untukmu sudah hilang. tapi aku masih di sini, tak pernah benar-benar pergi. jika kau membutuhkan sesuatu kau tahu apa yang harus kau lakukan. nomor teleponku masih sama.
satu hal lagi, jangan pernah memintaku untuk pergi. akan ada waktunya tanpa disuruhpun aku pasti akan pergi. aku hanya berusaha mengurangi cara menyakiti diri sendiri. terlebih kita tidak akan pernah menjadi apa-apa, maksudku menjadi teman biasa atau apapun namanya terasa sulit untuk kita setelah semua yang telah terjadi. ah, aku membencimu tapi aku juga menginginkanmu. hanya Tuhan yang bisa merubah perasaanmu untukku. doaku tak pernah putus dan aku lelah.
sampaikan salam untuk mamamu, semoga selalu baik-baik saja. kali ini tolonglah, jangan bebal. sampaikan salamku, walau hanya sekali. aku selalu memikirkannya. ya Tuhan, aku menyayangi kalian. terkutuklah aku. jadi yeah, aku sedikit sedih, hampir menangis. maaf. semua salahku. ah sialan seharusnya aku tak perlu menangis.
aku sayang kamu. dagh...
aku masih di sini, menunggumu, barangkali. entahlah. doaku juga masih sama. hanya saja aku selalu ingin kau tahu bahwa aku menyayangimu. benar-benar sayang. tapi maafkan aku lagi lantaran aku sudah tak menyukaimu. asal kau tahu, itu dua hal yang berbeda.
aku juga masih belajar menerima bahwa tak akan pernah ada masa depan untuk kita. bahwa barangkali aku ditakdirkan hidup untukmu saja. aku masih tidak bisa melihat orang lain dan yeah yang tadi kukatakan bahwa jika kelak secara kebetulan kau mengetahui bahwa aku telah bersama orang lain, bisa jadi perasaanku untukmu sudah hilang. tapi aku masih di sini, tak pernah benar-benar pergi. jika kau membutuhkan sesuatu kau tahu apa yang harus kau lakukan. nomor teleponku masih sama.
satu hal lagi, jangan pernah memintaku untuk pergi. akan ada waktunya tanpa disuruhpun aku pasti akan pergi. aku hanya berusaha mengurangi cara menyakiti diri sendiri. terlebih kita tidak akan pernah menjadi apa-apa, maksudku menjadi teman biasa atau apapun namanya terasa sulit untuk kita setelah semua yang telah terjadi. ah, aku membencimu tapi aku juga menginginkanmu. hanya Tuhan yang bisa merubah perasaanmu untukku. doaku tak pernah putus dan aku lelah.
sampaikan salam untuk mamamu, semoga selalu baik-baik saja. kali ini tolonglah, jangan bebal. sampaikan salamku, walau hanya sekali. aku selalu memikirkannya. ya Tuhan, aku menyayangi kalian. terkutuklah aku. jadi yeah, aku sedikit sedih, hampir menangis. maaf. semua salahku. ah sialan seharusnya aku tak perlu menangis.
aku sayang kamu. dagh...
dudul.