surat ke-131

(makassar, januari 2023)

aku mengawali tahun ini dengan mengeluarkan beberapa barang dari rumah. tentu saja barang-barang tersebut adalah barang yang tidak ada gunanaya lagi. maksudku, kulkas rusak dan lemari buku yang sudah tidak bisa disebut sebagai lemari buku lagi. seolah mereka tidak lagi menjalankan fungsinya seperti seharusnya. kulkas yang sudah beberapa tahun hanya tersimpan di sebelah kulkas baru itu sangat mengganggu pandanganku. untuk waktu yang lama kutahan perasaan tidak enak itu lantaran mom selalu melarangku untuk membuangnya. selalu ada perdebatan antara kami setiap kali kulkas rusak itu kusinggung untuk kukeluarkan dari rumah. kemudian, lemari buku yang dulunya sangat berguna itu kini hanya mengeluarkan bunyi dan bau apak lantaran bagian bawahnya selalu terendam air setiap kali rumah kami kebanjiran. dan seolah sudah tidak bisa lagi menahan beban, maka suatu malam lemari itu roboh. buku-buku berjatuhan dan membuatku frustrasi.

pada suatu pagi, ketika menjemur pakaian di depan rumah, seorang pembeli barang-barang bekas yang mengendarai motor dengan keranjang besar di bagian belakang membuatku memutuskan bahwa semua barang-barang tidak berguna itu harus kusingkirkan. aku tidak peduli apabila akhirnya mom marah dengan keputusanku ini. toh aku sudah terbiasa berdebat dengan mom haha

oleh pembeli barang bekas, kulkas tidak berguna itu dihargai delapan puluh ribu. aku tidak kaget dengan harga yang ditawarkan dan langsung kusetujui. kemudian untuk lemari buku kuserahkan secara cuma-cuma. akhirnya ada kelagaan ketika kedua benda tersebut hilang dari pandanganku. yang hadir di kepalaku setelahnya adalah bayangan mom yang marah jika mengetahui apa yang telah kulakukan.

di hari yang sama dengan membawa uang hasil penjualan kulkas tersebut, aku mengunjungi toko buku langgananku dan menukarnya dengan dua buku. aku berkata kepada pemilik toko buku bahwa aku memiliki uang delapan puluh ribu hasil penjualan kulkas bekas yang ada di rumahku, kira-kira dengan uang sejumlah tersebut, aku bisa mendapatkan berapa buku? kemudian pemilik toko menyodorkan dua buku yang merupakan rekomendasinya. satu novel tipis dan satunya lagi buku puisi. penulis dari kedua buku tersebut sudah kukenali. tanpa pikir panjang, maka kulkas dan lemari yang tidak berguna itu, kini berubah menjadi dua buku menarik. koleksi bukuku bertambah lagi. jika kupikir-pikir apa yang kulakukan ini terasa lucu. aku tergelitik setiap kali mengingatnya. 

pernah menonton film "happy old year"? aku adalah jean si pemeran utama wanita yang akhirnya memutuskan hidup menimalis dengan membuang barang-barang yang dirasa tidak berguna lagi. mama jean adalah mom yang sekuat tenaga menentang apa yang dilakukan anaknya. tetapi akhirnya menyerah juga. film ini mengajarkan bahwa melepas sesuatu memang sangatlah sulit. tetapi, itu hanya di awal, karena setelah sesuatu itu telah pergi lantas diikuti keikhlasan dan kesadaran di dada, maka akan hadir kelegaan.

beberapa tahun lalu ketika aku baru saja kembali dari bogor, keadaan mentalku sedang tidak baik. aku menghadapi gejolak hidup yang menggerogoti. beruntung aku melampiaskannya dengan banyak membaca dan sebisa mungkin selalu menghadirkan kesadaran diri melalui meditasi. melalui buku-buku yang kubaca akhirnya mengubah pemikiranku tentang segala hal. termasuk memaknai barang-barang yang ada di sekelilingku. pada masa itu, secara bertahap aku membenahi diri dan perasaan melalui barang-barang yang kumiliki. beberapa barang yang kupandang tidak berguna saat itutermasuk pakaian dan buku-buku yang menumpuk dan tidak pernah kubaca lagikukeluarkan dan kusumbangkan ke orang-orang yang lebih membutuhkan. dan kusisakan yang hanya betul-betul kubutuhkan. tentu saja, lagi-lagi aku menghadapi perdebatan dan amarah mom. tetapi aku tidak peduli. aku membutuhkan ketenangan jiwa dan mental agar tidak menjadi gila.

oh, bagaimana kabarmu. ada cerita menarik apa?

nila.