surat ke-132

(makassar, februari 2023)

sore itu aku mengunjungi toko kelontong untuk rencana memasak esok harinya. sembari tetap memerhatikan catatan belanja aku memasukkan segala keperluan ke dalam keranjang dan menyeretnya ke mana pun kakiku melangkah. lantas, langkahku terhenti di depan lemari pendingin yang lumayan besar untuk memilih ayam terbaik dengan harga terbaik pula. aku memandangi deretan ayam yang telah dikemas rapi di hadapanku dan memikirkan dengan serius perbedaan harga-harga yang tertulis di sana. kupikir ini adalah hal serius dan betul-betul ingin kutanyakan kepada siapa pun saat itu juga.

kenapa harga empat potong paha atas lebih mahal dibanding harga satu ekor ayam lengkap dengan sepasang kaki, sepasang paha atas, sepasang paha bawah, satu dada, dua sayap, satu leher, dan bagian pantat? jika ada yang membaca ini, tolonglah, beri aku jawaban, sebab pertanyaan ini seolah menghantuiku seperti rasa kecewa dan sedih yang kualami beberapa hari belakangan ini.

kupikir tak ada yang lebih membuatku sedih, patah hati, dan kecewa, dalam waktu lima bulan ini dibanding pembatalan sebuah liburan dan jalan-jalan yang telah kusiapkan sejak lama. segala perintilan yang kupersiapkan seolah tidak ada gunanya. aku menemui kesia-siaan. menghancurkan perasaanku dan menyisakan kekecewaan yang cukup besar. perasaan-perasaan itu menganga, membuat lubang besar yang sewaktu-waktu bisa menghisapku masuk ke dalamnya. sembari terus berjalan dan mengikuti catatan keperluan, aku pun seolah mencari tempat paling nyaman untuk rebah sebentar saja. segala perasaan ini menghabisi energiku. aku merasa lelah.

sialnya hujan masih saja turun, tidak terlalu deras tetapi jika terlalu lama di bawahnya bisa membuat baju basah. di depan toko kelontong, ketika sedang menunggu angkutan umum untuk pulang, seorang sekuriti menghampiriku dengan menggenggam sebuah payung besar. tanpa bertanya dan menunggu persetujuanku, payung itu sudah menaungiku dengan indah. akhirnya aku dan si sekuriti berada di bawah payung yang sama. romantis sekali. aku tidak ingat apa kalimat pertama yang dikatakannya, tetapi kubiarkan dia bercerita sambil sesekali kubalas dengan bergumam kecil. pertanda paham. sebagai ucapan terima kasih dan bentuk penghargaan atas apa yang dia lakukan untukku, maka dengan ikhlas dan sabarserta dengan hembusan angin dingin yang meniup rambutku dengan lembutaku mendengarkan kisah cintanya yang kandas.

aku ingin membalas ceritanya dengan juga menceritakan kisah cintaku yang berkali-kali kandas dengan menyedihkan. tetapi kuurungkan sebab berpikir bahwa tidak segalanya adalah tentangku. sejujurnya, mendengar cerita si sekuriti malam itu membuatku merasa senang dan hadir kelegaan yang sekonyong-konyong menutup sebagian kecil lubang besar di dalam tubuhku. aku suka mendengar cerita. si sekuriti dan payung besarnya malam itu membuatku merasa aman dan baik-baik saja untuk pertama kalinya. sebelum berpisah karena apa yang kutunggu telah datang, si sekuriti memintaku untuk selalu menyapanya jika berkunjung lagi ke toko kelontong itu.

masakan yang kugeluti dengan teliti dan kulakukan dengan pelan, serta penuh perasaan itu tidak sempurna seperti yang kuharapkan. beberapa bagian tidak sesuai dan aku berjanji untuk mengulangnya suatu hari nanti ketika memiliki waktu yang cukup luang. meski begitu, aku merasa puas, rasanya lumayan enak dengan aneka rempah-rempah yang memenuhi lidahku. setelah kurasa makanan ini pantas untuk masuk ke perut, aku menghubungi seseorang untuk kukirimi makan siang. aku gagal bersembunyi darinya setelah sebelumnya menyatakan perasaanku sehingga menimbulkan perasaan malu dan sesal.

saban hari aku berpamitan kepadanya untuk pergi sebentar seolah melakukan kesalahan. aku berpamitan karena tidak ingin mengganggunya dengan perasaan-perasaan yang oleh diriku sendiri tidak bisa kupahami. aku ingin bersembunyi, menghilang, dan menemukan jawaban untuk segala hal yang mengganjal. tetapi aku gagal melakukan itu. segala hal yang tidak menyenangkan ini memang sepatutnya kuhadapi. dan sejujurnya bisa berbicara lagi dengannya menghadirkan perasaan yang nyaman dan tenang.

nila.